Pasca pertandingan antara Timnas Indonesia dan Timnas Bahrain dalam ajang kualifikasi Piala Dunia 2022 yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, PSSI mendapat hukuman berat dari FIFA. Hukuman tersebut berupa denda sebesar 50 ribu dolar AS dan larangan bermain di Stadion Utama Gelora Bung Karno selama tiga pertandingan.
Hukuman ini tentu saja mengejutkan banyak pihak, terutama para penggemar sepak bola di Indonesia. Banyak yang bertanya-tanya, mengapa PSSI mendapat hukuman berat ini? Apakah karena adanya xenophobia dalam pertandingan tersebut?
Xenophobia sendiri merupakan ketakutan atau kebencian terhadap orang asing atau yang dianggap berbeda. Dalam konteks sepak bola, xenophobia bisa terjadi ketika suporter atau pemain memperlakukan lawan dengan sikap diskriminatif atau rasis.
Dalam pertandingan antara Indonesia dan Bahrain, terjadi insiden yang diduga menjadi penyebab hukuman berat ini. Salah satunya adalah insiden pelemparan botol air ke arah pemain Bahrain oleh para suporter Indonesia. Selain itu, terdapat juga laporan bahwa pemain Bahrain mengalami perlakuan diskriminatif dan rasis selama pertandingan.
Hal ini tentu saja sangat disayangkan, karena sepak bola seharusnya menjadi ajang yang mempersatukan berbagai suku, agama, dan budaya. Hukuman berat yang diterima oleh PSSI menjadi peringatan bagi seluruh pihak terkait untuk lebih menghargai fair play dan menghindari tindakan xenophobia dalam sepak bola.
Sebagai negara yang memiliki keberagaman budaya dan suku, Indonesia seharusnya menjadi contoh dalam menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas dan persatuan dalam sepak bola. PSSI sebagai induk organisasi sepak bola di Indonesia harus bertanggung jawab untuk mencegah terjadinya tindakan diskriminatif dan rasis dalam pertandingan.
Dengan adanya hukuman berat ini, diharapkan PSSI dan seluruh pihak terkait dapat belajar dari kesalahan dan mengambil langkah-langkah preventif agar insiden serupa tidak terulang di masa depan. Sepak bola harus tetap menjadi olahraga yang menghibur dan mempersatukan, bukan sebaliknya.
Kita semua berharap bahwa insiden xenophobia dalam sepak bola dapat dihindari, dan sepak bola tetap menjadi olahraga yang menginspirasi dan mempersatukan berbagai elemen masyarakat. Semoga dengan hukuman berat yang diterima oleh PSSI, kita semua dapat belajar untuk lebih menghargai dan menghormati lawan, tanpa memandang perbedaan suku, agama, atau budaya.