Tim nasional sepak bola Indonesia harus menelan pil pahit setelah gagal lolos ke Olimpiade 2024 akibat kekalahan kontroversial dari Guinea dalam pertandingan penentuan. Pertandingan yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada Rabu (28/02) tersebut memang menjadi sorotan karena banyaknya keputusan wasit yang menuai protes dari tim Indonesia.
Pertandingan dimulai dengan baik bagi tim Indonesia yang berhasil mencetak gol lebih dulu melalui tendangan penalti yang dieksekusi dengan sempurna oleh kapten tim, Evan Dimas. Namun, kegembiraan itu tidak bertahan lama setelah Guinea berhasil menyamakan kedudukan melalui gol yang kontroversial. Wasit memutuskan untuk memberikan penalti kepada Guinea setelah terjadi kontak antara pemain Indonesia dan pemain Guinea di kotak penalti.
Keputusan wasit tersebut langsung menuai protes dari pemain dan official tim Indonesia yang merasa bahwa keputusan tersebut tidak tepat. Namun, wasit tetap pada keputusannya dan Guinea berhasil menyamakan kedudukan melalui tendangan penalti yang dieksekusi dengan sempurna.
Meskipun tim Indonesia mencoba keras untuk mencetak gol tambahan, namun mereka tidak mampu menembus pertahanan rapat Guinea hingga peluit panjang berbunyi. Tim Indonesia pun harus mengakui keunggulan Guinea dengan skor akhir 1-2 dan gagal melaju ke Olimpiade 2024.
Kekalahan ini tentu menjadi pukulan berat bagi tim Indonesia yang telah berjuang keras selama beberapa tahun terakhir untuk bisa kembali ke panggung Olimpiade. Para pemain dan official tim pun harus menerima kenyataan bahwa mereka harus menunggu empat tahun lagi untuk bisa meraih tiket ke Olimpiade.
Meskipun keputusan wasit menjadi sorotan dalam pertandingan tersebut, namun hal tersebut tidak bisa dijadikan alasan bagi tim Indonesia untuk kehilangan fokus dan semangat berjuang. Mereka harus tetap menjaga semangat dan kekompakan untuk bisa bangkit kembali dan mengejar target-target yang lebih tinggi di masa depan.
Dalam situasi seperti ini, yang terpenting adalah bagaimana tim Indonesia bisa belajar dari kekalahan ini dan menggunakan pengalaman ini sebagai motivasi untuk lebih baik di masa depan. Semoga kekecewaan ini bisa menjadi pendorong bagi mereka untuk terus meningkatkan kualitas dan prestasi mereka di level internasional.