Pelatih PSIS Semarang, Gilbert Agius, mengungkapkan kekagetannya atas kebiasaan jam karet yang sering terjadi di Indonesia. Agius, yang berasal dari Malta, menyatakan bahwa kebiasaan ini sangat berbeda dengan budaya yang ia biasa temui di negaranya.
Dalam budaya Malta, waktu sangat dihargai dan dianggap sebagai sesuatu yang sangat berharga. Oleh karena itu, Agius terkejut melihat bahwa di Indonesia, banyak orang sering terlambat atau tidak memperhatikan waktu dengan serius.
Menurut Agius, kebiasaan jam karet ini dapat berdampak negatif terhadap produktivitas dan efisiensi. Sebagai pelatih sepak bola profesional, Agius menekankan pentingnya disiplin dan ketepatan waktu dalam setiap sesi latihan dan pertandingan.
Agius berharap dapat membawa budaya disiplin dan ketepatan waktu ke dalam tim PSIS Semarang. Dia ingin para pemainnya memahami pentingnya menghargai waktu dan menunjukkan profesionalisme dalam setiap kesempatan.
Selain itu, Agius juga ingin memberikan contoh yang baik kepada masyarakat Indonesia tentang pentingnya mematuhi jam dan menghormati waktu. Dia berharap bahwa dengan adanya kesadaran akan pentingnya waktu, Indonesia dapat menjadi lebih efisien dan produktif dalam berbagai aspek kehidupan.
Dengan keberadaan Gilbert Agius sebagai pelatih PSIS Semarang, diharapkan bahwa budaya disiplin dan ketepatan waktu akan semakin ditanamkan dalam tim dan masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Semoga Indonesia dapat belajar dari budaya Malta dan menjadi lebih baik dalam memanfaatkan waktu dengan bijaksana.