Paul Munster Tutup Hidung dalam Preskon PSM Vs Persebaya di Stadion BJ Habibie: Tidak Ada AC, Banyak Asap Rokok, Susah Bernapas
Preskon atau jumpa pers merupakan acara yang biasanya diselenggarakan sebelum pertandingan sepak bola untuk memberikan informasi kepada media mengenai berbagai hal terkait pertandingan tersebut. Namun, Preskon yang diadakan di Stadion BJ Habibie sebelum pertandingan antara PSM dan Persebaya baru-baru ini menimbulkan kontroversi karena kondisi yang tidak nyaman bagi para peserta.
Paul Munster, pelatih PSM, harus menutup hidungnya selama acara Preskon karena kondisi udara yang tidak sehat di ruangan tersebut. Tidak ada AC yang berfungsi dengan baik, sehingga suhu udara di dalam ruangan terasa sangat panas dan pengap. Selain itu, banyak orang yang merokok di dalam ruangan tersebut, sehingga asap rokok mengganggu pernapasan para peserta Preskon.
“Kondisi di ruangan Preskon benar-benar tidak nyaman. Saya harus menutup hidung saya agar tidak terganggu dengan asap rokok yang sangat pekat di sini. Tidak ada AC yang berfungsi dengan baik, sehingga suhu udara di dalam ruangan terasa sangat panas dan membuat sulit untuk bernapas dengan baik,” ujar Paul Munster.
Kondisi yang tidak nyaman ini juga dirasakan oleh para wartawan dan media yang hadir dalam acara Preskon tersebut. Mereka merasa kesulitan untuk fokus dalam mengikuti informasi yang disampaikan oleh para pemain dan pelatih, karena harus berjuang untuk bernapas dengan normal.
Banyak yang menyayangkan kondisi tersebut dan menilai bahwa penyelenggara acara harus lebih memperhatikan kenyamanan para peserta Preskon. Sebagai tempat yang seharusnya menjadi tempat untuk memberikan informasi yang jelas dan akurat kepada media, kondisi ruangan yang tidak nyaman seperti ini justru dapat mengganggu jalannya acara.
Para penggemar sepak bola juga mengecam kondisi ruangan Preskon yang tidak nyaman tersebut. Mereka berharap agar penyelenggara acara dapat lebih memperhatikan kenyamanan para peserta agar informasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh media dan penggemar sepak bola.
Dengan kondisi yang tidak nyaman seperti ini, diharapkan penyelenggara acara Preskon di masa mendatang dapat lebih memperhatikan kenyamanan para peserta agar acara tersebut dapat berjalan dengan lancar dan sukses. Kesehatan dan kenyamanan para peserta harus menjadi prioritas utama dalam penyelenggaraan acara-acara seperti ini.