Kasus Pelemparan Bus Persik Sampai Kaca Pecah, Arema FC Disanksi 1 Laga Tanpa Penonton dan Denda Rp 20 Juta

Kejadian pelemparan bus Persik oleh sekelompok orang tak dikenal saat sedang dalam perjalanan menuju Stadion Kanjuruhan untuk melawan Arema FC pada pertandingan Liga 1 Indonesia, telah mengejutkan banyak pihak. Insiden tersebut terjadi pada Kamis malam (12/08) di daerah Malang, Jawa Timur.

Bus yang membawa tim Persik tujuan Stadion Kanjuruhan tersebut dilempari oleh sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab, hingga menyebabkan kaca bus pecah. Para pemain dan official Persik yang berada di dalam bus saat kejadian, mengalami ketakutan dan kepanikan akibat serangan tersebut.

Melalui pernyataan resmi yang dirilis oleh PT Liga Indonesia Baru (LIB), Arema FC langsung dikenakan sanksi berupa 1 pertandingan tanpa penonton dan denda sebesar Rp 20 juta. Sanksi ini dijatuhkan sebagai bentuk teguran keras terhadap perilaku yang merugikan dan merusak citra sepakbola Indonesia.

Presiden Arema FC, Iwan Budianto, mengutuk keras peristiwa pelemparan bus yang menimpa tim lawan mereka. Ia menyatakan bahwa tindakan tersebut tidak mencerminkan sportivitas dan semangat sportifitas dalam pertandingan sepakbola. Iwan juga menegaskan bahwa klubnya tidak terlibat dalam insiden tersebut dan telah memberikan kerjasama penuh kepada pihak kepolisian untuk menangkap pelaku.

Pelemparan bus Persik menuai kecaman dari berbagai pihak, termasuk dari Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, Zainudin Amali. Ia mengecam tindakan tersebut sebagai perbuatan yang tidak dapat diterima dalam dunia sepakbola. Zainudin juga meminta pihak kepolisian untuk segera mengusut dan menangkap pelaku agar dapat diproses sesuai hukum yang berlaku.

Insiden ini menjadi pelajaran bagi semua pihak terkait untuk lebih meningkatkan keamanan dan pengawasan dalam setiap pertandingan sepakbola. Perlunya kerjasama antara klub, kepolisian, dan pihak terkait lainnya untuk mencegah terjadinya hal-hal yang merugikan dan merusak citra olahraga tersebut.

Semoga kejadian pelemparan bus Persik ini dapat menjadi momentum bagi semua pihak untuk bersatu dan menjaga sportivitas serta keamanan dalam dunia sepakbola Indonesia. Semoga kejadian serupa tidak terulang lagi di masa mendatang.