Pada pertandingan final Piala Presiden 2024 yang baru-baru ini digelar, Arema FC berhasil meraih gelar juara setelah mengalahkan lawannya dengan skor telak. Kemenangan ini tentu saja menjadi suatu kebanggaan bagi para pemain dan suporter Arema FC.
Namun, di balik kegembiraan tersebut, Arema FC juga tidak lupa untuk memberikan bantuan kepada korban tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan beberapa waktu lalu. Sebagai bentuk kepedulian dan solidaritas, klub tersebut memutuskan untuk menyumbangkan sebagian dari hadiah kemenangan mereka kepada korban tragedi tersebut.
Sumbangan tersebut tidak hanya berupa uang, tetapi juga barang-barang kebutuhan pokok dan pakaian untuk membantu korban yang terdampak. Hal ini menjadi bukti bahwa keberhasilan dalam olahraga tidak melulu tentang meraih trofi, tetapi juga tentang bagaimana kita dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar.
Sebagai juara Piala Presiden, Arema FC mendapatkan hadiah berupa uang tunai dan bonus yang cukup besar. Namun, pihak klub memutuskan untuk tidak mengalokasikan seluruh hadiah tersebut untuk kepentingan internal klub, melainkan juga untuk membantu sesama yang sedang membutuhkan uluran tangan.
Perhitungan detail sumbangan yang diberikan oleh Arema FC kepada korban tragedi Kanjuruhan pun telah diumumkan secara transparan. Sebagian dari uang tunai dan bonus juara akan disumbangkan untuk membantu proses pemulihan dan rekonstruksi Stadion Kanjuruhan, sementara sisanya akan digunakan untuk membantu korban secara langsung.
Keputusan Arema FC untuk menyumbangkan sebagian dari hadiah kemenangan mereka ini patut diapresiasi. Hal ini menunjukkan bahwa klub tersebut tidak hanya berpikir tentang kejayaan di atas lapangan, tetapi juga tentang tanggung jawab sosial mereka sebagai anggota masyarakat yang memiliki pengaruh dan daya tarik besar.
Semoga langkah baik yang dilakukan oleh Arema FC ini dapat menjadi inspirasi bagi klub-klub sepakbola lainnya untuk juga berkontribusi dalam membantu sesama. Solidaritas dan kepedulian terhadap sesama merupakan nilai-nilai yang seharusnya senantiasa dijunjung tinggi, terlebih dalam situasi-situasi sulit seperti korban tragedi Kanjuruhan.